Allah atas Paku

Baca: Mazmur 18:31-37

18:31Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya. 18:32Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu kecuali Allah kita? 18:33Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata; 18:34yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; 18:35yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga. 18:36Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu menyokong aku, kemurahan-Mu membuat aku besar. 18:37Kauberikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata kakiku tidak goyah.

Teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia © LAI 1974

Bacaan Alkitab Setahun: Amos 7–9 ; Wahyu 8

Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata. —Mazmur 18:33

Saya hendak naik ke mobil ketika mata saya menangkap sesuatu yang berkilau: sebuah paku tertancap di sisi luar ban belakang mobil saya. Saya mendengar suara mendesis tanda kebocoran. Syukurlah, lubang itu tersumbat—setidaknya untuk sementara.

Sambil mengemudikan mobil ke bengkel tambal ban, saya bertanya-tanya dalam hati: Sudah berapa lama paku itu berada di sana? Berhari-hari? Berminggu-minggu? Sudah berapa lama saya dilindungi dari ancaman bahaya yang tidak saya ketahui?

Terkadang kita mengira kita sedang memegang kendali atas hidup ini. Namun, paku tersebut mengingatkan saya bahwa sesungguhnya tidak demikian.

Akan tetapi, ketika hidup terasa berjalan di luar kendali dan goyah, kita mempunyai Allah yang dapat diandalkan. Dalam Mazmur 18, Daud memuji Allah yang memperhatikannya (ay. 35-36). Daud mengaku, “Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan . . . Kauberikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata kakiku tidak goyah” (ay.33,37). Dalam mazmur pujian ini, Daud mensyukuri kehadiran Allah yang terus menopangnya (ay.36).

Saya pribadi tidak pernah ikut berperang seperti Daud, bahkan sedapat mungkin menghindari risiko yang tidak perlu. Namun, tetap saja hidup saya sering kacau balau.

Akan tetapi, saya bisa tenang karena saya tahu, bahwa sekalipun Allah tidak menjanjikan perlindungan dari semua kesulitan hidup, Dia selalu mengetahui keadaan saya. Dia tahu ke mana saya melangkah dan apa yang akan saya akan hadapi. Dialah Allah yang menguasai segalanya—bahkan “paku-paku” dalam hidup kita. — Adam Holz

Pernahkah Allah melindungi Anda dari sesuatu yang bahkan tidak Anda ketahui sebelumnya? Bagaimana cara-Nya mengawasi jalan Anda atau menolong Anda terhindar dari ancaman itu?

Bapa, tolonglah kami selalu mengingat bahwa Engkau mengetahui setiap langkah hidup kami. Tolonglah kami untuk mempercayai pemeliharaan-Mu dalam setiap masalah atau hambatan yang mungkin kami hadapi hari ini.

Wawasan:

Karena kesuksesan dan popularitas Daud (1 Samuel 17; 18:15-16), Raja Saul sangat cemburu dan berusaha membunuh dia (18:10-11). Lari menyelamatkan diri, Daud berlindung di pegunungan dan goa-goa (22:1; 23:26; 24:2). Namun Daud sadar bahwa Allah-lah yang melepaskan, melindungi, dan menjaganya tetap aman. Dari pengalamannya sebagai orang yang pernah dikejar-kejar itulah Daud menulis Mazmur 18 (yang juga muncul dalam 2 Samuel 22) sebagai nyanyian syukur, sehingga diberikan catatan awal yang panjang: “Dari hamba TUHAN, yakni Daud yang menyampaikan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN, pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkermaan semua musuhnya dan dari tangan Saul.” Daud memakai tujuh metafora dalam mazmur ini untuk menggambarkan Allah: bukit batu, kubu pertahanan, penyelamat, tempat berlindung, perisai, tanduk keselamatan, dan kota benteng (ay.2)— semuanya gambaran tentang perlindungan, keamanan, kelepasan, dan keamanan. K.T. Sim

Leave a comment